Masa kejayaan kerajaan Demak telah terbukti saat Sultan Trenggono memerintah. Adik Adipati Unus ini memerintah sejak 1521 hingga 1546. Wilayah yang telah ditaklukkan bukan sekedar kawasan sekitar seperti Sunda Kelapa, tetapi juga kawasan di seluruh Jawa di bagian timur, yang saat ini menjadi kota-kota di Jawa Timur yang mencakup beberapa karesidenan yang dibentuk Belanda.
Yang menarik adalah kekuasaan yang ia tancapkan di berbagai daerah dilakukan melalui pernikahan. Dalam hal ini, ia menjodohkan putrinya dengan Pangeran Hadiri sehingga ia pun memerintah Cirebon. Ia juga menjodohkan adiknya dengan Fatahillah, dan Joko Tingkir. Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan lain yang mengalami kejatuhan, kerajaan ini juga mengalami perpecahan ketika terjadi perang kekuasaan antar keluarga kerajaan.
Masa kejayaan kerajaan Demak menurun saat Trenggana tewas dalam perang di tahun 1546 saat pasukannya kalah dari Panarukan. Tentu, anak Trenggana, yaitu Sunan Prawata yang akhirnya naik takhta. Sayang, ia dibunuh di tahun 1547 karena ambisi Adipati Jipang yang ingin menguasai kerajaan Demak. Tetapi, Sunan Prawata sudah terlebih dulu membunuh Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri Sultan Trenggana yang juga ayah dari Adipati Jipang atau Arya Penangsang.
Tidak selesai sampai disitu, ternyata Adipati Jipang pun masih punya musuh yaitu Joko Tingkir atau Adipati Pajang. Sebagai adipati yang menguasai Demak, ia pun memindahkan kekuasaan ke kawasannya yaitu Pajang. Berakhirlah kerajaan yang sudah sempat menguasai lebih dari separuh kerajaan di Jawa ini.
Padahal, Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang telah menundukkan kerajaan yang saat itu paling tangguh yaitu Majapahit di abad ke-15. Raden Patah adalah pendiri kerajaan Demak yang pertama. Dia sendiri adalah anak laki-laki raja Majapahit yang akhirnya menguasai Demak hingga abad ke 16.
Setelah Raden Patah, Pati Unus masih dapat mempertahankan masa kejayaan kerajaan Demak sebagai kerajaan yang berdaulat serta memiliki kekuasaan maritim yang luas. Bahkan, pasukan kerajaan Demak dapat mempertahankan wilayah dengan mencegah masuknya Portugis yang sudah menduduki Malaka saat itu. Demak bertahan dengan kedaulatannya hingga akhirnya mengalami masa kejayaan di masa Sultan Trenggana.